Saya Bangga Jadi Orang Indramayu ( Hera Wijaya)

Saya Bangga Jadi Orang Indramayu


Mungkin untuk kita orang sekitar Daerah Indramayu sudah tidak asing lagi dengan pariwisata yang satu ini. Kalo mau lewat Jl. Pahlawan, patokannya bunderan kijang (buki). Jika anda dari arah polres Indramayu (Jl. Gatot Subroto). Setelah lampu merah dekat buki tinggal lurus aja menuju Jl. Pahlawan. Kalo anda dari arah Universitas Wiralodra (Unwir) atau Balongan, setelah lampu merah lalu belok kanan memutari buki ke Jl. Pahlawan. Tempat yang berjarak  +- 3 km dari pusat kota Indramayu ini menawarkan keindahan tempat  serta kesejukan udaranya sehingga pasti pengunjung yang kesana akan betah berlama – lama di tempat itu. Orang – orang menyebut tempat itu dengan “ PANTAI KARANGSONG dengan tulisan memampang lebar di semak-semak sudut hutan bakau yang hijau.

Salah satu tempat pariwisata ini sangat diminati oleh masyarakat, karena Indramayu sendiri dalam hal pariwisata sangat minim, dan sebagian orang menyebutkan Indramayu adalah kota bahari sebenarnya statement itu sangat benar buktinya, disetiap daerah tidak pernah lepas dengan disuguhkan pemandangan laut yang meskipun tidak dikelolalah baik. Dan diantara kita yang masih ingat pariwisata yang terkenal dengan pantainya kita sebut Pantai Tirtamaya, pantai ini sejak zaman dulu sangat diminati banyak pengunjung dari luar maupun dalam kota, sayang seribu sayang pantai tersebut sampai sekarang masih dalam keadaan tidak terawat dan salah satu buktinya kurangnya peminat dari pengunjung yang datang ke pantai tersebut.


Oleh karena itu Pemerintah Indramayu mencoba memberikan inovasi dalam hal pariwisata di kelautannya dengan menerapkan eco green yaitu Pantai Karangsong yang sampai sekarang menjadi kebanggaan warga Indramayu, karena pemandangan yang disuguhkan tidaklah biasa seperti pantai-pantai yang sudah ada di sewilayah Jawa Barat. Salah satunya menerapkan cinta alam dengan ditanami hutan bakau yang sangat indah, dan itupun ada kerjasama yang terkait salah satunya dari Pertamina.
Meski letaknya di daerah pantai, akses untuk kesana cukup mudah karena didukung dengan infrastuktur yang baik, bisa menggunakan angkutan umum atau yang kita kenal angkot,elf  ataupun yang lainnya, jangan khawatir anda yang mau berpariwisata bersama keluarga ke pantai karangsong pasti aman dan tidak perluh memakai GPS (Peta Android).   Dengan membayar tiket yang tidak sampai Rp 20.000 , kita dapat menikmati keindahan alam serta wahana wisata seperti naik perahu kurang lebih lima belas menit, mata kita akan tertuju akan asrinya hutan bakau yang disekelilingi semak belukar dengan air yang hijau, meungkin pernah melihat film my heart ? kurang lebih seperti itu adegan view filmnya dengan menaiki perahu di hamparan alam yang indah. Dan selain itu juga terdapat banana boat, bagi anda yang suka tantangan dan adrenalin bisa mencoba Motor FTV dengan harga yang relatif murah,serta bermain anak. Masalah makanan tidak kalah enak dengan makanan khas daerah lain, di pantai karangsong penyuguhan makanan sangat berbeda yaitu dengan menaiki perahu apung yang dimana terdapat warung makan yang tersedia diantaranya ada karedok, mungkin anda yang suka seafood ada namanya ikan gombyang (kepala ikan manyung) itu salah satu makanan khas dari daerah Indramayu kerena rasanya lezat dan juga khasiatnya untuk perkembangan otak.


Mulai dari pertama masuk saja kita sudah disambut dengan desiran ombak dan hutan bakau yang menyala hijau. Setelah melewati kumpulan hutan bakau tadi kita bisa memilih antara kita mau sekedar jalan-jalan menelusuri hutan bakau dengan menaiki jembatan untuk selfie ria ataupun sekedar jalan – jalan, tapi meski jalannya berjauhan nanti akhirnya pasti berpapasan karena pada dasarnya jalan di tempat pariwisata ini di buat memutar. Di tempat ini juga menyediakan restaurant ala warung apung, yang mungkin diantara kalian sudah pernah berkunjung Bandung Lembang tidak jauh berbeda dengan di pantai karangsong. Jadi, untuk pengunjung yang merasa lapar dapat memanjakan perutnya di tempat tersebut yang tak kalah hebat atau indahnya tempat ini adalah kita dapat melihat berbagai jenis bunga dan hijauanya hutan bakau sembari mengarungi rawa yang dekat dengan pantai. Dan yang tak kalah lagi baru – baru ini di Pantai Karangsong juga mendirikan wahana-wahana mainan yang lebih banyak salah satunya banana boat, motor FTV dan lain-lain. Jadi, disini kita bisa merasakan pemandangan yang berbeda dan dijamin betah untuk berlama-lama dan bagi anda yang membawa buah hati bisa bergabung dengan taman anak-anak dan menjadikan tempat ini cocok dijadikan tempat mengfreskan fikiran.

Setelah bersenang – senang, sebelum kita pulang anda dapat berbelanja sebentar , mulai dari keripik – keripik yang tersusun rapi, ataupun oleh-oleh (cinderamata) khas daerah Indramayu. Di tempat jualan sampai dengan kumpulan mangga-mangga yang tergantung di setiap kios pedagang. Jadi di pasar wisata ini anda dapat memilih oleh – oleh apa yang anda inginkan. Selain pantainya, Indramayu juga mempunyai keunikan dalam hal budaya, mungkin sebagian orang mengenal dayak Losarang yaitu sebuah paguyuban yang terletak di daerah losarang Indramayu, sempat saya mengunjungi dan bertemu langsung bersama ketua suku disana, mereka ramah dan menyambut kami dengan penuh senyuman hangat. Disetiap perbincangannya saya mencoba menanyakan hal yang mungkin belum orang ketahui, misalnya cara ritual setiap hari yang dilakukan oleh suku dayak losarang. Pernah saya sekali melihat mereka sedang menjalankan ritual atau yang biasa kita kenal namanya kukum mereka berendam pada hari terntu untuk menyucikan diri. Dan waktu itu mereka menyugukan makanan kepada saya akan kesederhanaan, dan prinsip hidup mereka tidak makan daging, menurut kepercayaan mereka bahwa binatang tidak untuk dianiaya tetapi dijaga dan berdampingan dengan manusia den lebih tepatnya mereka adalah vegetarian sejati, karena dari alam oleh alam untuk alam imbuh dari ketua suku dayak losarang. Tari topeng, mungkin hampir sama dengan daerah Cirebon tetapi Indramayu mempunyai keunikan tersendiri dari segi kostum maupun gerakannya, sanggar-sanggar juga sudah banyak salah satunya daerah karangampel dan jatibarang, dan pencetus atau penggerak tari topeng khususnya daerah Indramayu yaitu ada salah satu tokoh bernama Mimi Rasina, tokoh sebagai pioner kesuksesan tari topeng hingga dikenal setiap penjuru pelosok Indonesia. 


Membahas keunikan dan keindahan Indramayu lewat tulisan itu tidak akan pernah habis, pasalnya banyak sekali keindahan alam dan keunikan makanan, budaya atau pariwisata yang belum orang ketahui secara massal, "Biawak island The liltle of Komodo Island” itu lah kata yang pertama saya ciptakan saat berencana ke pulau biawak di Indramayu, Ya..walaupun pada kenyataannya pulau komodo jauhh lebih bagus dari pulau biawak. Namun saya pun tak memungkiri bahwasanya pulau biawak juga sangat Indah.


Namun bukan perkara gampang untuk menuju ke pulau biawak, beberapa hari menjelang keberangkatan, kami di cekal oleh oknum yang mengakui pulau biawak sebagai ‘pulau kekuasaannya’, secara tidak langsung kami dipaksa melalui oknum tersebut untuk mencapai pulau biawak, padahal biaya yg mereka tawarkan terlewat mahal terutama bagi kami kalangan semi backpacker :D, tetapi alhmdulilah semua itu bisa diatasi dengan baik. Pada pukul 21.30 saya berserta rombongan menuju pelabuhan karangsong kurang lebih memakan 2 jam.


Pada pukul 04.00 dini hari saya tiba di pelabuhan karangsong, setelah istirahat dan sholat subuh kami menaiki perahu pukul 05.30. Perjalanan laut menggunakan perahu kayu milik Pak Tasid, untuk sampai di Pulau Biawak perjalanan laut memakan waktu kurang lebih 5 jam dengan kondisi cuaca yang cukup bersahabat. Akhirnya sampai lah kita di pulau Biawak, kapal merapat ke dermaga yang sangat panjang, penyambutan pun sedikit aneh (menurut saya), Kami diharuskan berkunjung ke sebuah makam, yang menurut Pak Tasid, setiap pengunjung yang datang ke pulau Biawak diharus izin dengan penghuni makam itu, makam itu makam syeh syarif khasan (saya pribadi tak tahu siapa beliau heeehe). Demi kenyamanan dan peraturan yg harus kami turuti dan demi menghormati para leluhur kami pun mengikuti pak Tasid untuk ziarah ke makam beliau. Seru dan pastinya teringat selalu moment tersebut.

Pagi hari kami menaiki mercusuar, dari sinilah keindahan pulau biawak terlihat sangat indah dari berbagai sudut, saat itu saya berdoa dan mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah karena telah menciptakan negeri yg begitu indah dan memberikan kesempatan saya untuk menikmatinya. Mercusuar ini di bangun oleh belanda pada tahun 1872 (wow lama juga ya) memang sedikit banyak kerapuhan pada mercusuar, awalnya saya ragu untuk mencapai puncak mencusuar, namun saya bertekat untuk terus naik, dan tibalah saya di atas mercusuar, SUBHANALLAH begitu kecilnya saya, begitu besarnya ALLAH yang telah menciptakan semua ini, kelelahan saya terbayar sudah setelah menikmati sambil berfoto-foto dia atas Mercusuar. Amazing ya Allah seruh saya.

Disana juga tersedia snorkling atau wahana pantai lainnya yang lumayan mahal tarifnya, dan kami pun tidak khawatir untuk masalah penginapan karena disana tersedia penginapan yang cukup kami huni, tidak terlalu mewah tetapi asri dan sejuk. Sebenanrnya Pulau biawak aslinya bernama pulau Rakit, dinamai pulau biawak oleh para nelayan setempat, karena setiap mereka singgah di pulau ini banyak biawak berkeliaran dan Pulau biawak hanya di tempati oleh seorang penunggu mercusuar (saat saya kesana yang sedang disana adalah mas wahyu, anak dari penunggu mercusuar). Dan Pulau ini merupakan pulau tak berpenghuni, jadi saat kesini pastikan persediaan stok makanan dan minuman cukup, dan jangan lupa bawa oleh-oleh buat penjaga mercusuar (hehehe). Dan yang penting perahu untuk menyebrang ke pulau biawak hanya bisa menampung 12 orang, biar aman jangan menyalahi aturan sang pembawa perahu.

Dan satu lagi saat menaiki mercusuar jangan ketinggalan kamera, karena atas menara adalah spot yang sangat bagus untuk berfoto dan terdapat penginapan rumah Dinas untuk di sewa. Adapun perincian yang saya ingat soalnya sudah lama juga, waktu itu kami berangkat tahun 2013 untuk sewa perahu Rp. 2.500.000 dibagi 12 orang, sewa Life Jacket Rp. 10.000/ Orang, biaya masuk Pulau Rp. 10.000/orang ,persediaan stok makanan Rp. 300.000 dibagi 12 orang, sewa penginapan Rp. 200.000: 12 orang.

By. Hera Wijaya ( Orang Karangampel )  Teknik Informatika hobby menulis. 
Ayo jangan ragu datang dan berkunjung ke Indramayu, Salam Bahari Dariku.

4 comments

Keren mau kesana ahh
Makasi hera wijaya

tanks ulfah
ulfah bisa menghubungi contak pak tasid


EmoticonEmoticon