Pertemuan V Pengumpulan Data


 
METODE PENGUMPULAN DATA


A. Instrumen Pengumpul Data
            Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan sumber data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa yang diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber datanya.  Apabila kita dapat menentukan sumber datanya, maka pertanyaan berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk mengumpulkan data. Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera konsumen. Sumber datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument apa yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat menanyakan langsung kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini perlu alat bantu. Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide (pedoman) pertanyaan yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman wawancara ini merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang selera konsumen, oleh karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan data. 

B. Jenis metode atau instrument pengumpulan data
            Metode pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada umumnya instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode pengumpulan data.
Untuk mendapat gambaran hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan dalam table berikut:

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis

1. TES
            Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain.
  1. Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas, disiplin,  kemampuan khusus  dan sebagainya.
  2. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut  dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
  3. Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu
  4. Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan  pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
  5. Beberapa tes lain, missal  tes intelegensia, tes bakat dll

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.


2. ANGKET (kuesioner)
            Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan  atas beberapa jenis tergantung dengan sudut pandang tertentu,
  1. Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1)      Kuesioner terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)      Kuesioner tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu,
1)      Kuesioner langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya
2)      Kuesioner tidak langsung, yaitu jika  responden menjawab tentang orang lain
c. Dipandang dari bentuk pertanyaan yaitu,
1)      Kuesioner pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2)      Kuesioner isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden menjawab  dengan kalimatnya sendiri.
3)      Check list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada kolom yang sesuai
4)      Rating scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke  sangat tidak setuju.

Keuntungan  penggunaan kuesioner adalah:
a.       Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b.      Dapat dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta tidak ada beban / tekanan
c.       Dapat dibuat standar  sehingga semua responden diberikan pertanyaan yang persis sama.



Kelemahan penggunaan kuesioner adalah:
a.       Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga  ada pertanyaan yang terlewati ( tidak terjawab).
b.      Walaupun dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang tidak jujur.
c.       Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d.      Waktu pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.

Kuesioner yang disampaikan ke responden sebaiknya diberi surat pengantar. Hal ini akan memberikan kesan bahwa  responden  dihargai dan sangat diharapkan partisipasinya.
Hal yang harus ada dalam surat pengantar adalah:
1.      Alamat reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2.      Tujuan mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian tersebut
3.      Pentingnya responden dalam penelitian ini
4.      Waktu pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2 minggu sejak kuesioner diterima).
5.      Jika digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap alamat peneliti dan sudah diberi perangko 
6.      Ucapan terima kasih kepada responden
7.      Nama jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat pengantar dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang diterbitkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.

3. INTERVIEW
        Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
Secara fisik , interview dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,
(1)   interview terstruktur: Terdiri dari daftar pertanyaan  dimana pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara langsung kelengkapan jawaban responden.

(2)   Interview tidak terstruktur: adalah interview yang dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun pewawancara tetap mengacu pada data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam hal ini pewawancara juga dapat menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal apa yang perlu ditanyakan.

Melakukan interview bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus menciptakan suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau menjawab pertanyaan dengan jujur.

4. OBSERVASI
               Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut pengamatan langsung.
   Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar,  rekaman suara dan lain-lain.
  
   Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
a.       Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak memakai instrument pengamatan.
b.      Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang dipakai dapat berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sehingga pengamat tinggal memberikan tanda  pada kolom tempat peristiwa muncul.


  5. DOKUMENTASI
                  Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau  gambar.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan cara :
1) menggunakan pedoman dokumentasi, yang memuat garis  besar atau kategori dokumen yang akan dicari datanya,
2) check list, yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam daftar.

C. KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
         Instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya  instrument pengumpul data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
         Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat  variable yang diteliti. Tinggi rendahnya  validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan uji validitas.
        
Ada dua macam validitas  sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
a. Validitas eksternal, jika data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain tentang variable penelitian yang dimaksud.
     Jadi ada sumber data lain yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa  dibandingkan dengan indek prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika hasil tes audit berkorelasi dengan indek prestasi maka secara teori instrument tes audit tersebut sudah memenuhi validitas eksternal.
b. Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan. 
     Dengan kata lain sebuah instrument dikatakan mempunyai memiliki validitas internal jika  setiap bagian instrument  mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan bagian instrument dapat berupa butir butir pertanyaan dari kuesioner  atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir tersebut yang mencerminkan suatu factor. Sehubungan dengan ini maka ada istilah validitas butir dan faliditas factor. Sebuah instrument mempunyai validitas butir / factor yang tinggi apabila butir-butir  atau factor yang membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.

2. Reliabilitas
         Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa kalipun diambil tetap menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu instrument dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.
        
Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
Seperti  halnya validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian diperoleh  reliabilitas eksternal.  Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan data dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan reliabilitas internal.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution)

PENGUMPULAN DATA
         Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji coba  lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih untuk keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
        
Kemudian jika digunakan tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul data tersebut harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa yang seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang dikumpulkan  salah. Seorang pengumpul data juga harus mempunyai keahlian dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka pengumpulan data semakin dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias data yang terkumpul.

Jika instrument yang digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka masalah yang sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam hal ini peneliti dapat mengirim surat kepada responden untuk mengingatkan kembali kuesioner yang telah disampaikan, dan meyakinkan bahwa kesediaan responden sangat diharapkan dan berarti.

Dibandingkan dengan instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data dengan wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih banyak dan lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu, oleh karena itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar diperoleh data yang obyektif dan reliable.

Latihan untuk pewawancara pada umumnya  melalui 2 tahap yaitu:
a.       Tahap pertama, calon pewancara mempelajari pedoman wawancara dan hal –hal yang terkait dengan kondisi wawancara, transaportasi, pengamanan data, variable yang diungkap dan sebagainya. Pada kesempatan ini perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti sebaiknya diungkapkan atau tidak, karena adakalanya justru membuat pewawancara mempunyai kecenderungan  mengarah data kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.

b.      Tahap kedua, calon pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik, bagaimana dating, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon sampai ke menutup pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan dapat dipercaya.

Dalam uji coba peneliti harus mencatat teknik  dan kondisi yang mana yang paling mendukung penerimaan informasi  yang paling tepat. Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video sehingga dapat dilakukan evaluasi. 



==================


EmoticonEmoticon