Dengan Volunter Aku Bahaagia

Awing belajar menulis

itulah foto-foto di Les hermath bareng mereka, dengan senyum polos mereka itu sebagai penyemangat hidupku dan dari backgorud pengalaman yang berbeda-beda
saya bangga sudah bagian hidup mereka.

Pertemuan V Pengumpulan Data


 
METODE PENGUMPULAN DATA


A. Instrumen Pengumpul Data
            Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan sumber data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa yang diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber datanya.  Apabila kita dapat menentukan sumber datanya, maka pertanyaan berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk mengumpulkan data. Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera konsumen. Sumber datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument apa yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat menanyakan langsung kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini perlu alat bantu. Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide (pedoman) pertanyaan yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman wawancara ini merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang selera konsumen, oleh karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan data. 

B. Jenis metode atau instrument pengumpulan data
            Metode pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada umumnya instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode pengumpulan data.
Untuk mendapat gambaran hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan dalam table berikut:

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis

1. TES
            Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain.
  1. Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas, disiplin,  kemampuan khusus  dan sebagainya.
  2. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut  dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
  3. Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu
  4. Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan  pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
  5. Beberapa tes lain, missal  tes intelegensia, tes bakat dll

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.


2. ANGKET (kuesioner)
            Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan  atas beberapa jenis tergantung dengan sudut pandang tertentu,
  1. Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1)      Kuesioner terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)      Kuesioner tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu,
1)      Kuesioner langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya
2)      Kuesioner tidak langsung, yaitu jika  responden menjawab tentang orang lain
c. Dipandang dari bentuk pertanyaan yaitu,
1)      Kuesioner pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2)      Kuesioner isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden menjawab  dengan kalimatnya sendiri.
3)      Check list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada kolom yang sesuai
4)      Rating scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke  sangat tidak setuju.

Keuntungan  penggunaan kuesioner adalah:
a.       Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b.      Dapat dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta tidak ada beban / tekanan
c.       Dapat dibuat standar  sehingga semua responden diberikan pertanyaan yang persis sama.



Kelemahan penggunaan kuesioner adalah:
a.       Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga  ada pertanyaan yang terlewati ( tidak terjawab).
b.      Walaupun dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang tidak jujur.
c.       Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d.      Waktu pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.

Kuesioner yang disampaikan ke responden sebaiknya diberi surat pengantar. Hal ini akan memberikan kesan bahwa  responden  dihargai dan sangat diharapkan partisipasinya.
Hal yang harus ada dalam surat pengantar adalah:
1.      Alamat reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2.      Tujuan mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian tersebut
3.      Pentingnya responden dalam penelitian ini
4.      Waktu pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2 minggu sejak kuesioner diterima).
5.      Jika digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap alamat peneliti dan sudah diberi perangko 
6.      Ucapan terima kasih kepada responden
7.      Nama jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat pengantar dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang diterbitkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.

3. INTERVIEW
        Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
Secara fisik , interview dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,
(1)   interview terstruktur: Terdiri dari daftar pertanyaan  dimana pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara langsung kelengkapan jawaban responden.

(2)   Interview tidak terstruktur: adalah interview yang dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun pewawancara tetap mengacu pada data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam hal ini pewawancara juga dapat menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal apa yang perlu ditanyakan.

Melakukan interview bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus menciptakan suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau menjawab pertanyaan dengan jujur.

4. OBSERVASI
               Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut pengamatan langsung.
   Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar,  rekaman suara dan lain-lain.
  
   Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
a.       Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak memakai instrument pengamatan.
b.      Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang dipakai dapat berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sehingga pengamat tinggal memberikan tanda  pada kolom tempat peristiwa muncul.


  5. DOKUMENTASI
                  Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau  gambar.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan cara :
1) menggunakan pedoman dokumentasi, yang memuat garis  besar atau kategori dokumen yang akan dicari datanya,
2) check list, yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam daftar.

C. KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
         Instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya  instrument pengumpul data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
         Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat  variable yang diteliti. Tinggi rendahnya  validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan uji validitas.
        
Ada dua macam validitas  sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
a. Validitas eksternal, jika data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain tentang variable penelitian yang dimaksud.
     Jadi ada sumber data lain yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa  dibandingkan dengan indek prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika hasil tes audit berkorelasi dengan indek prestasi maka secara teori instrument tes audit tersebut sudah memenuhi validitas eksternal.
b. Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan. 
     Dengan kata lain sebuah instrument dikatakan mempunyai memiliki validitas internal jika  setiap bagian instrument  mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan bagian instrument dapat berupa butir butir pertanyaan dari kuesioner  atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir tersebut yang mencerminkan suatu factor. Sehubungan dengan ini maka ada istilah validitas butir dan faliditas factor. Sebuah instrument mempunyai validitas butir / factor yang tinggi apabila butir-butir  atau factor yang membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.

2. Reliabilitas
         Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa kalipun diambil tetap menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu instrument dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.
        
Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
Seperti  halnya validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian diperoleh  reliabilitas eksternal.  Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan data dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan reliabilitas internal.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution)

PENGUMPULAN DATA
         Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji coba  lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih untuk keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
        
Kemudian jika digunakan tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul data tersebut harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa yang seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang dikumpulkan  salah. Seorang pengumpul data juga harus mempunyai keahlian dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka pengumpulan data semakin dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias data yang terkumpul.

Jika instrument yang digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka masalah yang sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam hal ini peneliti dapat mengirim surat kepada responden untuk mengingatkan kembali kuesioner yang telah disampaikan, dan meyakinkan bahwa kesediaan responden sangat diharapkan dan berarti.

Dibandingkan dengan instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data dengan wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih banyak dan lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu, oleh karena itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar diperoleh data yang obyektif dan reliable.

Latihan untuk pewawancara pada umumnya  melalui 2 tahap yaitu:
a.       Tahap pertama, calon pewancara mempelajari pedoman wawancara dan hal –hal yang terkait dengan kondisi wawancara, transaportasi, pengamanan data, variable yang diungkap dan sebagainya. Pada kesempatan ini perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti sebaiknya diungkapkan atau tidak, karena adakalanya justru membuat pewawancara mempunyai kecenderungan  mengarah data kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.

b.      Tahap kedua, calon pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik, bagaimana dating, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon sampai ke menutup pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan dapat dipercaya.

Dalam uji coba peneliti harus mencatat teknik  dan kondisi yang mana yang paling mendukung penerimaan informasi  yang paling tepat. Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video sehingga dapat dilakukan evaluasi. 



==================

Pertemuan II Pengembangan Sistem Informasi


Pertemuan II Pengembangan Sistem Informasi

Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Perlunya Pengembangan Sistem
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1.      Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
·         Ketidakberesan sistem yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
·         Pertumbuhan organisasi : kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2.      Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.      Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip pengembangan sistem :
·         Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
·         Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
·         Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
·         Proses pengembangan sistem tidak harus urut
·         Jangan takut membatalkan proyek
·         Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem dibagi menjadi tujuh fase, yaitu :
a. Perencanaan Sistem
            Dalam fase perencanaan sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan :
·         Faktor – faktor kelayakan yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan.
·         Faktor – faktor strategis yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.
b. Analisis Sistem
Dalam tahap ini dilakukan proses
·         penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem.
·          Fase analisis sistem adalah fase professional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
·         Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
·         Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
·         Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
·         Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
·         Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Perancangan Sistem Secara Umum
Dalam tahap ini hal yang dilakukan yaitu :
·         Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
·         Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

d. Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e. Perancangan Sistem Secara Detail
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk
perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang
dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali
yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.

Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

f. Implementasi Sistem
Pada fase ini
·         Sistem siap untuk dibuat dan di instalasi
·         Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru
·         Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o   Rencana implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and Evaluation Review Technique) PERT Chart
o   Penjadwalan proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan laporan  yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti  pengembangan software,  persiapan lokasi peletakan sistem, instalasi peralatan yang digunakan, pengujian sistem, pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan dokumentasi.
g. Pemeliharaan Sistem
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas:
1.      Penggunaan Sistem , yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2.      Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3.      Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.
4.      Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5.      Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.
Ketujuh fase diatas dapat digambarkan sebagai berikut :






Pertemuan I Konsep Dasar Sistem Informasi


 
PERTEMUAN I

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

1.      Konsep dasar Sistem

Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi   meskipun istilah sistem  yang digunakan  bervariasi,   semua sistem pada bidang-bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.

Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai  seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.  Kumpulan elemen  terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Terdapat beberapa definisi sistem  yaitu :
·         Gordon B. Davis ( 1984 )  :
“ Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian  yang  saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud “.       

·         Raymond Mcleod (2001) :
“ Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan  yang utuh dan terpadu “.


Karakteristik Sistem


Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,  yaitu  :

Ø  Komponen-komponen
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
·         Elemen-elemen yang lebih kecil yang  disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
·         Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.

Ø  Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup  dari sistem tersebut.

Ø  Lingkungan luar sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem .



Ø  Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

Ø  Masukkan
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

Ø  Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

Ø  Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

Ø  Sasaran  atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran  yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.      Konsep Dasar Informasi

Di dalam suatu organisasi atau perusahaan, informasi merupakan sesuatu yang memiliki arti yang sangat penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.  Secara umum  informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Raymond Mcleod,  :
“ Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat  ini atau mendatang ”

Secara umum informasi dapat didefinisikan  sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.  Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf, angka, bentuk suara, sinyak, gambar, dsb.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ;


Adapun fungsi-fungsi  informasi adalah sebagai berikut  :
1.      Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai
2.      Untuk mengurangi ketidakpastian  dalam proses pengambilan keputusan  pemakai
3.      Menggambarkan  keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.

           
Informasi yang berkualitas harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan.
-          Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

-          Tepat waktu
Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Saat ini mahalnya nilai informasi  disebabkan harus cepatnya informasi itu didapat sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

-          Relevan
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda-beda.

 

3.      Konsep Dasar Sistem Informasi

Pada saat ini dunia industri dan bisnis memerlukan informasi yang tepat, cepat dan relevan. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentunya harus menggunakan sistem informasi.   Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya

Menurut Mc leod   :
“Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi   dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi “
                          
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi harus mempunyai persyaratan umum sebagai berikut :
·         harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat
·         harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan / pengambilan keputusan
·         harus mempunyai nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya jangan diberikan
·         harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Suatu keputusan tidak selalu menuntut adanya tindakan.

Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti :
·         Pemrosesan informasi yang efektif. Hal ini berhubungan dengan pengujian terhadap data yang masuk, pemakaian perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai
·         Manajemen informasi yang efektif. Dengan kata lain, operasi manajemen, keamanan dan keutuhan data yang ada harus diperhatikan
·         Keluwesan. Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani suatu macam operasi
·         Kepuasan pemakai. Hal yang paling penting adalah pemakai mengetahui dan puas terhadap sistem informasi.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga dengan blok bangunan (building block), yaitu :
(1)     Komponen input atau komponen masukan
(2)     Komponen model
(3)     Komponen output atau komponen keluaran
(4)     Komponen teknologi
(5)     Komponen basis data
(6)     Komponen kontrol atau komponen pengendalian.

Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :
1.      Blok Masukan (Input Block)
Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi.
2.      Blok Model  (Model Block)
Kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diingiinkan
3.      Blok Keluaran  (Output Block)
Keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem
4.      Blok Teknologi  (Technology Block)
Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi. 
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh  
5.      Blok Basis Data  (Database Block)
Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu  sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat  lunak untuk memanipulasinya. 
6.      Blok Kendali  (Control block)
Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi gangguan-gangguan terhadap sistem

4.      Sistem Informasi  dalam Tingkatan Organisasi
           
Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dilakukan melalui sistem informasi manajemen (SIM) untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer. SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi, antara lain sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi personalia, dsb.

Sistem-sistem informasi dimasudkan untuk memberikan informasi kepada semua tingkatan manajemen yaitu ; manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah. Pada manajemen tingkat atas (top level management), kegiatan manajemen yang dilakukan adalah perencanaan strategi.  Pada manajemen tingkat menengah (middle level management), kegiatan manajemen yang dilakukan adalah pengendalian. Sedangkan pada manajemen tingkat bawah (low level management) atau disebut juga operating management, kegiatan yang dilakukan adalah pengendalian operasi.  

Sistem informasi pada tiap organisasi berisikan informasi yang berhubungan dengan tiga tipe dasar operasi, yaitu  proses transaksi, kontrol dan perencanaan strategis.  ketiga tipe dasar operasi ini dapat dikelompokan ke dalam dua bagian seperti gambar 1.2, yaitu:
·         kegiatan pada tingkat manajemen dan
·         kegiatan pada tingkat pengoperasian

Saat ini kegiatan pada tingkat manajemen digambarkan dalam bentuk segitiga yang terletak di atas gambar empat persegi panjang, gambar pada kegiatan tingkat pengoperasian hampir dapat dikatakan sebagai suatu hal yang tradisional.

Pada tingkat manajemen, pelaksana atau manajemen tertinggi dalam organisasi akan menentukan tujuan organisasi, sumber-sumber yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut, kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk mengatur dalam memperoleh, menggunakan dan menyusun sumber-sumber yang digunakan. Kegiatan-kegiatan ini memerlukan waktu yang lama, yaitu satu sampai sepuluh tahun bahkan lebih.
Pada gambar 1.3, fungsi kontrol mempunyai komponen manajemen dan komponen operasional. Dalam pengawasan manajemen, manajer tingkat menengah mengawasi apakah sumber-sumber yang digunakan dapat diperoleh dan digunakan secara efektif adan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Kegiatan ini akan memerlukan waktu bulanan bahkan tahunan.
            Pada pengawasan operasional, pengawas manajemen mengawasi apakah pelaksanaan tugas-tugas tertentu berjalan secara efektif dan efisien. Kegiatan ini memerlukan waktu harian ataupun mingguan.
           

5.      Jenis - Jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnis. Transaction Processing System (TPS) berfungsi pada level organisasi; Office Automation System (OAS) dan pendukung Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada level knowledge. Sistem-sistem pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Decision Support System(DSS). Sistem ahli  menerapkan keahlian pembatasan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan terstruktur. Pada level manajemen strategis kita menemukan Executive Support System  (ESS), Group Decision Support System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer Supported Collaboration Work Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan untuk beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.

Transaction Processing System (TPS)

Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke sistem komkputer secara manual.

Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.


Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS)   

Office Automation System (OAS) mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informsi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau untu memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan  organisasi dan, kadang-kadang, diluar itu. Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word proessing, spreadsheets, destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi melalui voice mail, email, dan video confrencing.

Knowledge Work System (KWS)   mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.


Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sisitem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia, perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras (komputer, printer, dan lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing Systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan.

Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna menginterprestasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output informasi yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.

Decision Support System (DSS)

Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi adalah Decision Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber data. DSS berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai untuk orang-orang atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM tradisional.

Sistem Ahli Dan Kecerdasan Buatan


Kecerdasan Buatan (AI) bisa dianggap bidang yang arsitek tingkat tinggi untuk sistem ahli. Daya tolak/dorongan umum dari AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya serta menganalisis kemampuannya untuk berpikir melalui problem sampai ke kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan permasalahan serta memberikannya lewat pengguna bisnis (dan lain-lain).

Sistem ahli adalah suatu kelas yang sangat spesial yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dipraktikkan untuk digunakan dalam bisnis sebagai akibat dari semakin banyaknya perangkat keras dan parengkat lunak seperti komputer pribadi (PC) dan shell sistem ahli. Suatu sistem ahli (juga disebut sebagai knowledge-based system) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Ditegaskan bahwa tidak seperti DSS, yang meninggalkan keputusan terakhir bgi pembuat keputusan, sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah atau suatu kelas masalah khusus.

Komponen dasar suatu sistem ahli adalah knowledge base, yakni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa semacam SQL ( structured query language), dan antarmuka pengguna. Orang menyebut knowledge engineering manangkap keahlian pakar, membangun sebuah sistem komputer yang mencakup expert knowledge ini, dan kemudian mengimplementasikannya. Secara keseluruhan sangat mungkin membangun dan mengimplementasikan sistem ahli yang akan menjadi pekerjaan para penganalisis   


Group Decision Support System (GDSS) dan Computer Supported Collaboration Work Systems (CSCWS)

Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak-terstruktur, maka group Decision support System membuat suatu solusi. Group Decision Support System (GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang dilengkapi dengan sejumlah konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dengan pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus-dan suatu fasilitator kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-samamenyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak GDSS dirancang untuk meminimalkan perilaku kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi berkaitan dengan kekhawatiran atau tindakan balasan untuk menyatakan bahwa sudut pandang tidak dikenal, domonasi oleh anggota kelompok vokal, dan pembuatan keputusan 'group think'. Kadang-kadang GDSS dibahas menurut istilah yang lebih umum Computer Supported Collaborative Work (CSCW), yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut 'groupware' untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.

Executive Support System  (ESS)

Bila eksecutive beralih ke komputer, mereka seringnya mencari cara-cara yang bisa membantu mereka membuat keputusan pada tingkat strategis. Executive Support System (ESS) membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa di akses seperti kantor. Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh TPS dan SIM, ESS membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur, yang bukan aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memikirkan problem -problem strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan eksekutif, memungkinkan mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.

























Kategori

Kategori