VTIC5 Malaysia - Singapura

Pre-Proses Pendaftaran VTIC


Angin pagi itu sangat sejuk sembari minum kopi diteras depan rumah lawasku, hingga nafas ini tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah. ‘Ya Allah, alhamdulilah hari ini aku masih diberi kesehatan dan umur panjang’ gumamku sembari menikmati kopi di kala itu. Karena saking menikmati seruputan kopi, aku sendiri sibuk dengan gadget yang menggenggam tanganku. Tangan kiriku, aku genggam ponsel kecil jadul pemberian warisan Ayahku ,tak mau kalah dengan tangan kananku, aku genggam smartphone yang baru saja aku beli dua bulan kemarin dan tanpa mengurangi kecerobohanku. Berselancar di dunia maya memang sangat mengasyikan hingga tak mengenal waktu. Sekian lama berselancar dari ribuan kata hanya satu kata membuat aku menggelitik dan penasaran “VTIC”.

Akhirnya! Aku memberanikan diri untuk menghubungi nomor panitia yang tertera di website. Lucunya, aku sudah lama kepoin VTIC. So, mungkin aku orang yang pertama sudah banyak bahan untuk bertempur bersama mahasiswa se-Indonesia. Rasanya maenstream sih!. Setelah pengumuman open recruitmen [OPREC] dibuka, langsung aku bergerak cepat untuk mengumpulkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Kebetulan timeline yang dijadwalkan sangat sistematis dan padat artinya aku tidak ada kata santai atau berleha-leha.

Dari tahap pertama, aku harus mengumpulkan berkas-berkas, diantaranya meunlis essai sesuai yang ditentukan pihak panitia dan terakhir CV yang didalamnya isi profile, data perestasi dan organsasi kerelawanan yang aku geluti. Setelah berkas selesai , aku bergegas cepat untuk kirim ke email panitia. ‘umhhh laptopku low pula, sedangkan deadline beberapa jam lagi akan di tutup’ desiran nafas kelelahan terucap dalam benakku. Tidak mengalah begitu saja, aku langsung lari terkoyong-koyong panik, mencoba memberanikan diri minjam laptop punya temanku (tetangga), ‘pis! (Dengan nada penuh keyakinan) boleh minjem laptop gak? Penting ni! Lagi deadline tugas kampus’ alasanku. Dia mengiyakan alasanku ‘tugas apa her?! Dengan nada penasaran.

Alhamdulilah semua berkas sudah terkirim (done), tinggal nunggu pengumuman ke tahap dua dan jarak pengumumannya pun lumayan lama juga. Teng ! waktu yang kutunggu akhirnya datang juga. Optimisku sangat tinggi, aku pasti lolos! Dengan penuh keyakinan dan kian penasaran, langsung aku buka website VTIC lewat smarphoneku. Dan alhasil loadingnya lama entah lagi gak da sinyal atau server lagi down. Karena tidak sabar, aku langsung menghubungi panitia yang aku kenal. Balasaannya lama banget dan ujung-ujungnya gak dibalas juga. Sabar ! hatiku tak sabar, hingga kepanikan dan tingkah kekanakan kerap kali muncul dalam benakku. Loading !loading! karena dari data calon pendaftar yang banyak sekitar 700 mahasiswa lebih, so harus maklumi banyak yang mengakses. ‘Hore !! alhamdulilah namaku ada didalam list ‘ dengan nada bahagia. Untuk meyakinkan itu, pantengin smartponeku dengan seksama kalau tulisan itu benar-benar nama saya dan dari kampus UMC Cirebon.

Seleksi tahap kedua, aku langsung buka website dengan penuh pengahayatan apa saja yang harus aku kerjakan. Dan ternyata seleksi tahap kedua ini membuat video microteching yang nantinya di share di via youtube. Materi yang di ajarkan pun sudah ditentukan oleh pantia, dan MTK adalah bagianku, aku harus siasati bagaiamana metode pembelajaran dengan media yang menarik dapat di mengerti oleh anak SD. Sejujurnya hal yang aku lakukan ini, bukan hal mudah artinya banyak sekali perjuangan yang dilalui, dari pengulangan kesalahan dan gerakan dengan susah mengkondisikan anak-anak mengerti apa yang aku inginkan. Di bantu oleh temanku, dari dua tempat yang berbeda untuk mengambil video dan gambar yang cocok dan kondusif. Jujur saja ini mungkin keluar dari zona yang aku geluti, basicly aku sendiri bukan dari jurusan pendidikan, setidaknya aku sudah menjadi pendidik yang berusaha mendidik anak-anak supaya terdidik.

Internet! Aku butuh banget koneksi internet yang mampu mentrasfer videoku ke via youtube dengan durasi sekitar 15 menit lebih. Awalnya aku coba dengan modemku sendiri, alhasil sehari semalam untuk upload gagal, karena semangatku menggebu dilain  hari aku coba lagi untuk upload video yang sama dan seterusnya tidak ada hasil. Ku genggam kunci motor buntutku, bergegas lebih cepat dari biasanya menuju warnet. Jengkel,kesel,gak sabar, semuanya bikin jengkel dari petugas warnet yang gak peka mengenai kerusakan komputer hingga koneksi internet yang kurang bersahabat. Dengan menunggu sekitar 5 jam an, lumayanlah akhirnya videoku bisa di upload juga.

Mempunyai waktu yang cukup lama menunggu pengumuman ke tahap tiga, aku coba mencari info seputar penyeleksiannya. Jreng ! pengumuman yang dinanti-nanti galau setengah mati! Heeee. Di website terlihat jelas nama aku dan teman-teman lain yang terjaring hanya 300 orang dari total 700 lebih mahasiswa yang ikut andil. Alhamdulilah rasa syukur tidak henti-hentinya aku ucapkan kepada Allah, karena perjuangan tidak sia-sia. Dan di tahap ketiga ini, aku harus datang ke Bandung (sesuai regional) untuk melakukan LGD (Leaderless Goup Discussion) semacam diskusi tanpa harus ada moderator yang mengaturnya. Perjalanan menuju Bandung Taman Kota memakan waktu 4 jam dari Cirebon, berangkat sekitar jam 4 Subuh dengan memboking travel. Dari permasalahan travel yang tidak ada ujungnya, hingga tasku dan seisinya basah gara-gara tumbelr minuman susu, mandi di  masjid yang antriannya deretan kereta api, dan lebih parah lagi muter-muter cuman cari map biru di pagi hari bolong yang alhasil gak ada yang jualan.

Pertarungan dimulai! Interview dan LGD , LGD kali ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang dimana satu kelompok menjadi 7 orang, dan tiba gikiranku untuk interview. Dan yang ditanyakan sebenarnya gampang! Tinggal dijawab saja kan, gak ada yang susah. Karena jawaban dari hati dan jujur menampakkan energi positif sendiri. Dari pertanyaan seputar mengenai kegiatan kerelawanan, masalah akomodasi sendiri jika lolos, dan sampai masalah kearah yang lebih mendalam lagi. Dan terkahir LDG , kali ini LDG kelompokku sangat seru materi yang dibahas, intinya mengenai ‘Upacara Bendera 17 Agutusan yang tidak diijinkan oleh perusahaan dan bagaimana solusinya’. Dan waktu itu, diskusi kami sangat hangat hingga waktu untuk diskusi sepertinya sangat kurang. Timbul rasa minder,gak yakin akan kemampuan sendiri, karena aku sendiri dari kampus swasta dimana harus berhadapan dengan Universitas negeri sefavorit Bandung (ITB,UNPAD,UPI,dll). Aku hanya pasrah dan berdoa karena dengan atas izin Allah semua aku serahkan apapun hasilnya. ‘hera selamat lolos yah’ pesang singkat dari kakak panitia regional Bandung, rasanya pecah! Teriak dengan keras dan langsung sujud syukur kepada Allah atas pencapaian yang diraih selama ini. Intinya aku bahagia!. Tetapi pencapaianku belum berakhir sampai disini! Ya betul banget. Setelahnya aku harus bolak balik ke Bandung untuk gathering pertamaku dengan alumni dan anggota baru VTIC regional bandung untuk membahas masalah sponsor proposal dana hingga permasalhan yang lebih kompleks menganai VTIC itu sendiri.


Pelatihan I VTIC

Penat! Bingung dengan masalah proposal dana yang harus di ajukan kemana, bagaimana, kapan. Karena sudah ucap janji ketika interview , maka semangatku bertambah. Dengan mengucap bismillah! Aku pasti bisa. Di grup WA sangat ramai, semua memperbincangkan dirinya masing-masing, dari hal perkenalan hingga masalah proposal dana. Yah ! proposal dana yang dimana q harus cari tiga juta lima ratus ribuh rupiah dalam waktu tiga bulan. Dan duit sebanyak itu untuk keperluan akomodasi dan lain-lain, belum di akumulasi keperluan pribadi yang dipenuhi. Dengan ini aku harus pandai mensiasati mencari sponsor relasi terdekat.

Kompetisi! Cocok banget buatku yang lagi butuh duit. Menulis adalah bagian dari passionku, hingga ajang kompetisi menulis semua aku ikuti. Ku lihat mading kampus, disana terpampang kompetisi dan jambore ASEAN wirausaha muda, ‘umhhh ni kompetisi plus ajang meneruskan usaha yang aku geluti’ gumamku dalam hati. Ini sangat cocok, kebetulan usaha kulinerku sedang merintis, dengan mengikuti kegiatan ini setidaknya aku mempunyai banyak pengalaman dan relasi untuk menyebar proposal dana.

Aku sendiri gak sadar, kalau timeline kompetisi JAMBORE HIPMI PT ASEAN ini bentrok dengan pelatihan pertamaku VTIC di tangerang, karena aku juga bingung. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut JAMBORE, pikirku ini sudah delegasi dari kampus dan sudah ditanggung semua. Bukan karena aku pilih kasih, sejujurnya ini mungkin sudah jalan terbaik yang harus aku lakukan. Ditambah waktu itu datang ke tempat pelatihan pertama gak punya duit sama sekali. Dan sangat disayangkan ketika pelatihan pertama yang hadir juga sedikit dan pastinya informasi persiapan mengenai VTIC belum banyak aku dapatkan.

Pelatihan Terakhir VTIC

Setelah sukses pelatihan satu kemarin gak hadir, sekarang aku mempunyai hutang pelatihan dua dan tiga di Pondok Pesantren Ahsanu Amala Depok, yang digabung menjadi dua hari mendekati pemberangkatan ke Malaysia. Moment ini pastinya gak boleh dilewatkan, karena banyak sekali informasi-informasi mengenai pemberangkatan yang pastinya pemateri yang kece-kece. Lumayan jauh juga sih jaraknya dari cirebon ke Depok, akhirnya aku coba hubungi teman VTIC yang domisili Cirebon, panggil saja Yuan dia kuliah di Unsoed Purwokerto konsentrasi Hukum. Kebetulan lagi liburan di Cirebon , kita janjian untuk berangkat bareng di stasiun kejaksan Cirebon yang sebelumnya kami sudah boking tiket kereta api. Selama perjalanan biasa kita ngbrol-ngbrol santai mengenai kegiatan kerelawanan hingga rute pemberangkatan.

Tibalah di Stasiun senen, kami berdua dijemput dengan mobil teman Ayahnya Yuan. Kami awalnya kebingungan rute jalan yang harus ditempuh ke Pondok Pesantren Ahsanu Amala Depok. Dengan bantuan GPS kami mencoba menelusuri gang-gang sempit keramaian kota Depok. Nyasar! Itu sudah hal biasa kami lakukan, muter-muter hingga diskusi kecil mengenai rute jalan kerap kali membuat emosi. Sekitar menempuh jarak 3 jam dari stasiun senen ke pondok tersebut langsung kami berkemas. Wajah sumringah kami terpancar ketika kami melihat teman-teman yang sudah singgah jauh hari.

Kami diantar oleh teman-teman VTIC untuk melihat kamar yang lumayan luas untuk menampung lima orang. Setelah istirahat sebentar, kami menyapa hangat teman-teman lain yang berasal dari wilayah yang berbeda. Ada yang jauh dari Jawa timur hingga Makassar. Dan itu sungguh luar biasa mempunyai saudara sesama Indonesia. Dan setelah lama di kamar hingga perkenalan ringan, kami di lanjut turun ke bawah tangga untuk sesi pemateri pertama sampai ke pemateri ketiga. Dari materi tentang mendongeng, staretegi pembelajaran, dunia kerelawanan hingga pemateri dari founder langsung yaitu Kak Ineu Rahmawati, dia memaparkan panjang lebar mengenai kiprahnya di dunia kerelawanan khususnya VTIC Foundation dinaungi dirinya dan teman-temannya.

Setelah pemateri selesai, malam hari pemberangkatan kami sibuk dengan packing barang-barang bawaan dari barang yang boleh dibawah hingga di larang. Over weight sudah tidak asing lagi buat kami, pasalnya Kak Ineu selalu bawel dan baik hati mau membantu kami masalah barang donasi hingga barang pribadi. ‘ini dibawah! Ini gak usah! Cairan juga!’ sesekali mulut kak ineu yang baik hati. Setelah packing selesai, kami mempunyai waktu 3 jam untuk tidur , jam 4 paginya kami harus berangkat ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Koper dan barang donasi disimpan di mobil yang disediakan panitia, sedangkan kami dengan bus nya yang lumayan bersih. Satu jam sampailah di Bandara Soetta Jakarta, sebagian ada yang santai dan ada juga yang membantu barang-barang dari mobil. Semua panitia sibuk dengan masalah tiket hingga masalah pesawat pemberangkatan . karena pesawat di bagi menjadi dua, aku dan teman-teman memasuki terminal dua sedangkan panitia dan sebagian teman VTIC ke terminal satu.

Terbang ke Sarawak
Setelah lama nunggu di Bandara Soetta Jakarta, akhirnya kami masuk juga ke terminal Bandara .Sejujurnya naik pesawat adalah pengalaman pertamaku, sungguh nikmat yang luar biasa. Di dalam pesawat, penumpang lain sibuk dengan tidur pulasnya berbeda dengan kami sibuk melihat pemandangan dekat jendela pesawat hingga disuksi panjang didalam pesawat. Karena maklum kami semua rata-rata pertama kalinya naik pesawat. Menikmati adrenalin didalam pesawat hingga mengangkasa jauh membuatku gak henti-hentinya menyebut lantunan ayat-ayat Allah. Deg-deg! Berasa jantung mau copot, kerap kali mual-mual pun tejadi.

Setibanya sampai, kami disibukkan dengan barang pribadi dan donasi. Dan disana ada cerita sedih dari teman kita telah kehilangan kopernya. Si dita! Dia kehilangan koper setelah dirinya lupa barang yang dibawah, dan berita itu kami gak tahu, soalnya pesawat kita berbedea terminal. Karena kami nuggu yang lain, dan setibanya kami diskusi kecil bersama Kak Tommy (Head Of Project Officer) kami mendengarkan arahan dari beliau di Bandara Miri. Wajah lusuh dari Dita terlihat sekali, dengan nada lemasnya dia sedikit cerita mengenai kehilangan kopernya. Dan kami langsung menuju ke Galasah untuk pembukaan VTIC, dengan dibantu bus cepat. Rest area, kami mempunyai waktu sebentar untuk istrahat.


EmoticonEmoticon