Pre-Proses
Pendaftaran VTIC
Angin pagi itu sangat
sejuk sembari minum kopi diteras depan rumah lawasku, hingga nafas ini tak
henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah. ‘Ya Allah, alhamdulilah hari ini
aku masih diberi kesehatan dan umur panjang’ gumamku sembari menikmati kopi di
kala itu. Karena saking menikmati seruputan kopi, aku sendiri sibuk dengan
gadget yang menggenggam tanganku. Tangan kiriku, aku genggam ponsel kecil jadul
pemberian warisan Ayahku ,tak mau kalah dengan tangan kananku, aku genggam
smartphone yang baru saja aku beli dua bulan kemarin dan tanpa mengurangi kecerobohanku.
Berselancar di dunia maya memang sangat mengasyikan hingga tak mengenal waktu.
Sekian lama berselancar dari ribuan kata hanya satu kata membuat aku
menggelitik dan penasaran “VTIC”.
Akhirnya! Aku
memberanikan diri untuk menghubungi nomor panitia yang tertera di website.
Lucunya, aku sudah lama kepoin VTIC. So, mungkin aku orang yang pertama sudah
banyak bahan untuk bertempur bersama mahasiswa se-Indonesia. Rasanya maenstream
sih!. Setelah pengumuman open recruitmen [OPREC] dibuka, langsung aku bergerak
cepat untuk mengumpulkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Kebetulan
timeline yang dijadwalkan sangat sistematis dan padat artinya aku tidak ada
kata santai atau berleha-leha.
Dari tahap pertama, aku
harus mengumpulkan berkas-berkas, diantaranya meunlis essai sesuai yang
ditentukan pihak panitia dan terakhir CV yang didalamnya isi profile, data
perestasi dan organsasi kerelawanan yang aku geluti. Setelah berkas selesai ,
aku bergegas cepat untuk kirim ke email panitia. ‘umhhh laptopku low pula,
sedangkan deadline beberapa jam lagi akan di tutup’ desiran nafas kelelahan
terucap dalam benakku. Tidak mengalah begitu saja, aku langsung lari
terkoyong-koyong panik, mencoba memberanikan diri minjam laptop punya temanku
(tetangga), ‘pis! (Dengan nada penuh keyakinan) boleh minjem laptop gak?
Penting ni! Lagi deadline tugas kampus’ alasanku. Dia mengiyakan alasanku
‘tugas apa her?! Dengan nada penasaran.
Alhamdulilah
semua berkas sudah terkirim (done), tinggal nunggu pengumuman ke tahap dua dan
jarak pengumumannya pun lumayan lama juga. Teng ! waktu yang kutunggu akhirnya
datang juga. Optimisku sangat tinggi, aku pasti lolos! Dengan penuh keyakinan
dan kian penasaran, langsung aku buka website VTIC lewat smarphoneku. Dan
alhasil loadingnya lama entah lagi gak da sinyal atau server lagi down. Karena
tidak sabar, aku langsung menghubungi panitia yang aku kenal. Balasaannya lama
banget dan ujung-ujungnya gak dibalas juga. Sabar ! hatiku tak sabar, hingga
kepanikan dan tingkah kekanakan kerap kali muncul dalam benakku. Loading !loading!
karena dari data calon pendaftar yang banyak sekitar 700 mahasiswa lebih, so
harus maklumi banyak yang mengakses. ‘Hore !! alhamdulilah namaku ada didalam
list ‘ dengan nada bahagia. Untuk meyakinkan itu, pantengin smartponeku dengan
seksama kalau tulisan itu benar-benar nama saya dan dari kampus UMC Cirebon.
Seleksi tahap
kedua, aku langsung buka website dengan penuh pengahayatan apa saja yang harus
aku kerjakan. Dan ternyata seleksi tahap kedua ini membuat video microteching
yang nantinya di share di via youtube. Materi yang di ajarkan pun sudah
ditentukan oleh pantia, dan MTK adalah bagianku, aku harus siasati bagaiamana
metode pembelajaran dengan media yang menarik dapat di mengerti oleh anak SD. Sejujurnya
hal yang aku lakukan ini, bukan hal mudah artinya banyak sekali perjuangan yang
dilalui, dari pengulangan kesalahan dan gerakan dengan susah mengkondisikan
anak-anak mengerti apa yang aku inginkan. Di bantu oleh temanku, dari dua
tempat yang berbeda untuk mengambil video dan gambar yang cocok dan kondusif.
Jujur saja ini mungkin keluar dari zona yang aku geluti, basicly aku sendiri
bukan dari jurusan pendidikan, setidaknya aku sudah menjadi pendidik yang berusaha
mendidik anak-anak supaya terdidik.
Internet! Aku
butuh banget koneksi internet yang mampu mentrasfer videoku ke via youtube
dengan durasi sekitar 15 menit lebih. Awalnya aku coba dengan modemku sendiri,
alhasil sehari semalam untuk upload gagal, karena semangatku menggebu
dilain hari aku coba lagi untuk upload
video yang sama dan seterusnya tidak ada hasil. Ku genggam kunci motor
buntutku, bergegas lebih cepat dari biasanya menuju warnet. Jengkel,kesel,gak
sabar, semuanya bikin jengkel dari petugas warnet yang gak peka mengenai
kerusakan komputer hingga koneksi internet yang kurang bersahabat. Dengan menunggu
sekitar 5 jam an, lumayanlah akhirnya videoku bisa di upload juga.
Mempunyai waktu
yang cukup lama menunggu pengumuman ke tahap tiga, aku coba mencari info
seputar penyeleksiannya. Jreng ! pengumuman yang dinanti-nanti galau setengah
mati! Heeee. Di website terlihat jelas nama aku dan teman-teman lain yang
terjaring hanya 300 orang dari total 700 lebih mahasiswa yang ikut andil. Alhamdulilah
rasa syukur tidak henti-hentinya aku ucapkan kepada Allah, karena perjuangan
tidak sia-sia. Dan di tahap ketiga ini, aku harus datang ke Bandung (sesuai
regional) untuk melakukan LGD (Leaderless Goup Discussion) semacam diskusi
tanpa harus ada moderator yang mengaturnya. Perjalanan menuju Bandung Taman
Kota memakan waktu 4 jam dari Cirebon, berangkat sekitar jam 4 Subuh dengan
memboking travel. Dari permasalahan travel yang tidak ada ujungnya, hingga
tasku dan seisinya basah gara-gara tumbelr minuman susu, mandi di masjid yang antriannya deretan kereta api,
dan lebih parah lagi muter-muter cuman cari map biru di pagi hari bolong yang
alhasil gak ada yang jualan.
Pertarungan
dimulai! Interview dan LGD , LGD kali ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang
dimana satu kelompok menjadi 7 orang, dan tiba gikiranku untuk interview. Dan
yang ditanyakan sebenarnya gampang! Tinggal dijawab saja kan, gak ada yang
susah. Karena jawaban dari hati dan jujur menampakkan energi positif sendiri.
Dari pertanyaan seputar mengenai kegiatan kerelawanan, masalah akomodasi
sendiri jika lolos, dan sampai masalah kearah yang lebih mendalam lagi. Dan
terkahir LDG , kali ini LDG kelompokku sangat seru materi yang dibahas, intinya
mengenai ‘Upacara Bendera 17 Agutusan yang tidak diijinkan oleh perusahaan dan
bagaimana solusinya’. Dan waktu itu, diskusi kami sangat hangat hingga waktu
untuk diskusi sepertinya sangat kurang. Timbul rasa minder,gak yakin akan
kemampuan sendiri, karena aku sendiri dari kampus swasta dimana harus berhadapan
dengan Universitas negeri sefavorit Bandung (ITB,UNPAD,UPI,dll). Aku hanya
pasrah dan berdoa karena dengan atas izin Allah semua aku serahkan apapun
hasilnya. ‘hera selamat lolos yah’ pesang singkat dari kakak panitia regional
Bandung, rasanya pecah! Teriak dengan keras dan langsung sujud syukur kepada
Allah atas pencapaian yang diraih selama ini. Intinya aku bahagia!. Tetapi
pencapaianku belum berakhir sampai disini! Ya betul banget. Setelahnya aku
harus bolak balik ke Bandung untuk gathering pertamaku dengan alumni dan
anggota baru VTIC regional bandung untuk membahas masalah sponsor proposal dana
hingga permasalhan yang lebih kompleks menganai VTIC itu sendiri.
Pelatihan I VTIC
Penat! Bingung dengan
masalah proposal dana yang harus di ajukan kemana, bagaimana, kapan. Karena
sudah ucap janji ketika interview , maka semangatku bertambah. Dengan mengucap
bismillah! Aku pasti bisa. Di grup WA sangat ramai, semua memperbincangkan dirinya
masing-masing, dari hal perkenalan hingga masalah proposal dana. Yah ! proposal
dana yang dimana q harus cari tiga juta lima ratus ribuh rupiah dalam waktu
tiga bulan. Dan duit sebanyak itu untuk keperluan akomodasi dan lain-lain,
belum di akumulasi keperluan pribadi yang dipenuhi. Dengan ini aku harus pandai
mensiasati mencari sponsor relasi terdekat.
Kompetisi! Cocok banget
buatku yang lagi butuh duit. Menulis adalah bagian dari passionku, hingga ajang
kompetisi menulis semua aku ikuti. Ku lihat mading kampus, disana terpampang
kompetisi dan jambore ASEAN wirausaha muda, ‘umhhh ni kompetisi plus ajang
meneruskan usaha yang aku geluti’ gumamku dalam hati. Ini sangat cocok,
kebetulan usaha kulinerku sedang merintis, dengan mengikuti kegiatan ini setidaknya
aku mempunyai banyak pengalaman dan relasi untuk menyebar proposal dana.
Aku sendiri gak sadar,
kalau timeline kompetisi JAMBORE HIPMI PT ASEAN ini bentrok dengan pelatihan
pertamaku VTIC di tangerang, karena aku juga bingung. Akhirnya aku memutuskan untuk
ikut JAMBORE, pikirku ini sudah delegasi dari kampus dan sudah ditanggung
semua. Bukan karena aku pilih kasih, sejujurnya ini mungkin sudah jalan terbaik
yang harus aku lakukan. Ditambah waktu itu datang ke tempat pelatihan pertama
gak punya duit sama sekali. Dan sangat disayangkan ketika pelatihan pertama
yang hadir juga sedikit dan pastinya informasi persiapan mengenai VTIC belum
banyak aku dapatkan.
Pelatihan
Terakhir VTIC
Setelah sukses
pelatihan satu kemarin gak hadir, sekarang aku mempunyai hutang pelatihan dua
dan tiga di Pondok Pesantren Ahsanu Amala Depok, yang digabung menjadi dua hari
mendekati pemberangkatan ke Malaysia. Moment ini pastinya gak boleh dilewatkan,
karena banyak sekali informasi-informasi mengenai pemberangkatan yang pastinya
pemateri yang kece-kece. Lumayan jauh juga sih jaraknya dari cirebon ke Depok,
akhirnya aku coba hubungi teman VTIC yang domisili Cirebon, panggil saja Yuan
dia kuliah di Unsoed Purwokerto konsentrasi Hukum. Kebetulan lagi liburan di
Cirebon , kita janjian untuk berangkat bareng di stasiun kejaksan Cirebon yang
sebelumnya kami sudah boking tiket kereta api. Selama perjalanan biasa kita
ngbrol-ngbrol santai mengenai kegiatan kerelawanan hingga rute pemberangkatan.
Tibalah di Stasiun
senen, kami berdua dijemput dengan mobil teman Ayahnya Yuan. Kami awalnya
kebingungan rute jalan yang harus ditempuh ke Pondok Pesantren Ahsanu Amala Depok.
Dengan bantuan GPS kami mencoba menelusuri gang-gang sempit keramaian kota Depok.
Nyasar! Itu sudah hal biasa kami lakukan, muter-muter hingga diskusi kecil
mengenai rute jalan kerap kali membuat emosi. Sekitar menempuh jarak 3 jam dari
stasiun senen ke pondok tersebut langsung kami berkemas. Wajah sumringah kami
terpancar ketika kami melihat teman-teman yang sudah singgah jauh hari.
Kami diantar oleh
teman-teman VTIC untuk melihat kamar yang lumayan luas untuk menampung lima
orang. Setelah istirahat sebentar, kami menyapa hangat teman-teman lain yang
berasal dari wilayah yang berbeda. Ada yang jauh dari Jawa timur hingga
Makassar. Dan itu sungguh luar biasa mempunyai saudara sesama Indonesia. Dan
setelah lama di kamar hingga perkenalan ringan, kami di lanjut turun ke bawah
tangga untuk sesi pemateri pertama sampai ke pemateri ketiga. Dari materi
tentang mendongeng, staretegi pembelajaran, dunia kerelawanan hingga pemateri
dari founder langsung yaitu Kak Ineu Rahmawati, dia memaparkan panjang lebar
mengenai kiprahnya di dunia kerelawanan khususnya VTIC Foundation dinaungi
dirinya dan teman-temannya.
Setelah pemateri
selesai, malam hari pemberangkatan kami sibuk dengan packing barang-barang
bawaan dari barang yang boleh dibawah hingga di larang. Over weight sudah tidak
asing lagi buat kami, pasalnya Kak Ineu selalu bawel dan baik hati mau membantu
kami masalah barang donasi hingga barang pribadi. ‘ini dibawah! Ini gak usah!
Cairan juga!’ sesekali mulut kak ineu yang baik hati. Setelah packing selesai,
kami mempunyai waktu 3 jam untuk tidur , jam 4 paginya kami harus berangkat ke
Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Koper dan barang donasi disimpan di mobil yang
disediakan panitia, sedangkan kami dengan bus nya yang lumayan bersih. Satu jam
sampailah di Bandara Soetta Jakarta, sebagian ada yang santai dan ada juga yang
membantu barang-barang dari mobil. Semua panitia sibuk dengan masalah tiket
hingga masalah pesawat pemberangkatan . karena pesawat di bagi menjadi dua, aku
dan teman-teman memasuki terminal dua sedangkan panitia dan sebagian teman VTIC
ke terminal satu.
Terbang
ke Sarawak
Setelah lama nunggu di
Bandara Soetta Jakarta, akhirnya kami masuk juga ke terminal Bandara .Sejujurnya
naik pesawat adalah pengalaman pertamaku, sungguh nikmat yang luar biasa. Di
dalam pesawat, penumpang lain sibuk dengan tidur pulasnya berbeda dengan kami
sibuk melihat pemandangan dekat jendela pesawat hingga disuksi panjang didalam
pesawat. Karena maklum kami semua rata-rata pertama kalinya naik pesawat.
Menikmati adrenalin didalam pesawat hingga mengangkasa jauh membuatku gak
henti-hentinya menyebut lantunan ayat-ayat Allah. Deg-deg! Berasa jantung mau
copot, kerap kali mual-mual pun tejadi.
Setibanya sampai, kami
disibukkan dengan barang pribadi dan donasi. Dan disana ada cerita sedih dari
teman kita telah kehilangan kopernya. Si dita! Dia kehilangan koper setelah dirinya
lupa barang yang dibawah, dan berita itu kami gak tahu, soalnya pesawat kita
berbedea terminal. Karena kami nuggu yang lain, dan setibanya kami diskusi
kecil bersama Kak Tommy (Head Of Project Officer) kami mendengarkan arahan dari
beliau di Bandara Miri. Wajah lusuh dari Dita terlihat sekali, dengan nada
lemasnya dia sedikit cerita mengenai kehilangan kopernya. Dan kami langsung
menuju ke Galasah untuk pembukaan VTIC, dengan dibantu bus cepat. Rest area,
kami mempunyai waktu sebentar untuk istrahat.
EmoticonEmoticon